Ternyata Anak Kecil Bisa Bermasalah dalam Berteman
Sering setiap pulang sekolah si kecil menceritakan tentang teman sekolahnya. Yang paling sering mengeluhkan tentang teman di kelasnya. Si kecil sering bilang, "Ma aku kesel banget deh sama Cessy" atau "Ma tadi Bella tuh gak mau temenan sama aku" atau juga "Ma tadi bu guru aku tanya diem aja tapi di tanya Cessy mau jawab" atau juga "Ma tadi teman aku diambil sama Bella terus gak mau berteman dengan aku" atau "Ma tadi aku ditegur sama mamanya Bella katanya, 'dik, berteman yang baik ya sama Bella, jangan dinakalin' gitu ma" pernah juga si kecil bilang " Ma tadi kakaknya Abel bilangin aku katanya aku jangan nakalin Abel".....
Hmmm.... ternyata si kecil kurang nyaman disekolahnya...
Suatu hari aku berusaha untuk mendengarkan curhatan si kecil sepulang sekolah. Karena si kecil tidak punya kakak dan belum punya adik jadi aku bisa leluasa mendengarkan ceritanya sampai dia lelah cerita..
si kecil memulai cerita dari teman teman akrabnya, kelompok saingannya (agak kaget karena anak seusianya sudah berkelompok dan memilih milih teman), guru gurunya, jumlah teman yang pertama kali dimiliki sampai sekarang..., permainan yang sering mereka lakukan di jam istirahat sekolah, sifat temannya yang tidak ia suka yang belakangan kuketahui bahwa temannya ini adalah sebagai saingannya atau sebaliknya temannya ini merasa anakku adalah pesaingnya...
Hhhh... sambil mendengarkan ceritanya aku berfikir, apakah anakku mengalami kesulitan dalam berteman? ataukah teman temannya tidak menyukainya?
Memang anakku ini mempunyai sifat acchiver yang sangat tinggi waktu kuikutkan test psikologi saat usianya 4 th, diakui bahwa anak ini jika mempunyai kenginan maka harus terlaksana, selalu ingin lebih baik lebih hebat dari teman temannya, misalnya saat TK jika si kecil ingin makan ice cream maka bagaimanapun caranya aku harus membelikannya, jika aku bersikukuh untuk tidak mau membelikan ia akan merajuk bahkan mungkin menangis sekencang kencangnya sampai semua orang memperhatikannya, kalau sudah begita mau tidak mau aku harus mengalah dan membelikannya ice cream.
Tapi seiring waktu si kecil semakin memahami cara berteman, ingin mempunyai banyak teman, mulai mau sedikit berbagi makanan atau mainan saat sedang bersama temannya, mulai mau mengalah, tidak gampang tantrum, dan hal hal lain yang bisa membuat teman temannya betah bermain dengan si kecil.
Saat ada waktu senggang bisa berbincang berdua dengan suami, aku kemukakan kehawatiranku tentang si kecil yang memiliki ketidakharmonisan dalam berteman, kuceritakan seperti sudut pandang si kecil yang menurutnya temannya sangat manja dan sedikit culas karena mengancam teman lain yang ingin berteman dengan si kecil dengan ancaman bahwa tidak akan berteman dengan si kecil dan teman barunya ini, termasuk perasaan bersalah si kecil apakah ia yang menyebabkan teman barunya ini tidak ditemani oleh si culas, dll. Suamiku memberikan penjelasan padaku bahwa itu adalah suatu proses perkembangan pada anak, biarkan dia berkembang belajar memecahkan masalah dan belajar mencari solusinya, kita hanya mengarahkan ke arah yang baik, tapi biarkan dia menjalani proses perkembangannya karena itu akan sangat baik untuk perkembangan psikologinya (kebetulan ayah si kecil bekerja dibagian kejiwaan).
Perkembangan psikologinya itu yang bisa dijadikan dasar alasanku untuk memberikan kebebasan si kecil untuk memecahkan masalahnya dalam mencari teman bermain dan belajar...
Hmmm.... ternyata si kecil kurang nyaman disekolahnya...
Suatu hari aku berusaha untuk mendengarkan curhatan si kecil sepulang sekolah. Karena si kecil tidak punya kakak dan belum punya adik jadi aku bisa leluasa mendengarkan ceritanya sampai dia lelah cerita..
si kecil memulai cerita dari teman teman akrabnya, kelompok saingannya (agak kaget karena anak seusianya sudah berkelompok dan memilih milih teman), guru gurunya, jumlah teman yang pertama kali dimiliki sampai sekarang..., permainan yang sering mereka lakukan di jam istirahat sekolah, sifat temannya yang tidak ia suka yang belakangan kuketahui bahwa temannya ini adalah sebagai saingannya atau sebaliknya temannya ini merasa anakku adalah pesaingnya...
Hhhh... sambil mendengarkan ceritanya aku berfikir, apakah anakku mengalami kesulitan dalam berteman? ataukah teman temannya tidak menyukainya?
Memang anakku ini mempunyai sifat acchiver yang sangat tinggi waktu kuikutkan test psikologi saat usianya 4 th, diakui bahwa anak ini jika mempunyai kenginan maka harus terlaksana, selalu ingin lebih baik lebih hebat dari teman temannya, misalnya saat TK jika si kecil ingin makan ice cream maka bagaimanapun caranya aku harus membelikannya, jika aku bersikukuh untuk tidak mau membelikan ia akan merajuk bahkan mungkin menangis sekencang kencangnya sampai semua orang memperhatikannya, kalau sudah begita mau tidak mau aku harus mengalah dan membelikannya ice cream.
Tapi seiring waktu si kecil semakin memahami cara berteman, ingin mempunyai banyak teman, mulai mau sedikit berbagi makanan atau mainan saat sedang bersama temannya, mulai mau mengalah, tidak gampang tantrum, dan hal hal lain yang bisa membuat teman temannya betah bermain dengan si kecil.
Saat ada waktu senggang bisa berbincang berdua dengan suami, aku kemukakan kehawatiranku tentang si kecil yang memiliki ketidakharmonisan dalam berteman, kuceritakan seperti sudut pandang si kecil yang menurutnya temannya sangat manja dan sedikit culas karena mengancam teman lain yang ingin berteman dengan si kecil dengan ancaman bahwa tidak akan berteman dengan si kecil dan teman barunya ini, termasuk perasaan bersalah si kecil apakah ia yang menyebabkan teman barunya ini tidak ditemani oleh si culas, dll. Suamiku memberikan penjelasan padaku bahwa itu adalah suatu proses perkembangan pada anak, biarkan dia berkembang belajar memecahkan masalah dan belajar mencari solusinya, kita hanya mengarahkan ke arah yang baik, tapi biarkan dia menjalani proses perkembangannya karena itu akan sangat baik untuk perkembangan psikologinya (kebetulan ayah si kecil bekerja dibagian kejiwaan).
Perkembangan psikologinya itu yang bisa dijadikan dasar alasanku untuk memberikan kebebasan si kecil untuk memecahkan masalahnya dalam mencari teman bermain dan belajar...
Komentar
Posting Komentar