Penyakit Demam Berdarah, Penyebab, Diagnosa dan Pengobatan
Penyakit akibat virus Dengue masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini. Meskipun angka mortalitas cenderung menurun namun angka morbiditas tetap. Sepanjang tahun 2008 di Indonesia dilaporkan sebanyak 136.339 kasus dengan jumlah kematian 1.170 orang (CFR = 0,86 %, dan IR = 60,06 per 100.000 penduduk). Angka insidens (IR) tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta (317,09 per 100.000 penduduk) dan terendah di Provinsi Maluku (0,00 per 100.000 penduduk), sedangkan angka kematian (CFR) tertinggi terdapat di Provinsi Jambi (3,67 %)1 .
Penyebab penyakit ini sudah dikenal sejak lama yaitu virus Dengue yang termasuk famili Flaviviridae dan ada 4 serotipe yang diketahui yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-42,3. Semua serotipe virus Dengue ini ditemukan bersirkulasi di Indonesia. Infeksi virus Dengue pada manusia sudah lama ditemukan dan menyebar terutama di daerah tropik pada abad 18 dan 19 seiring dengan
pesatnya perkembangan perdagangan antar benua. Vektor penyebar virus Dengue yaitu Aedes aegypti pun ikut menyebar bersama dengan kapal niaga tersebut4. Pada saat terjadi kejadian luar biasa (KLB) beberapa vektor lain seperti Aedes albopictus, Ae.polynesisensis, Ae. scutellaris complex ikut berperan (dr.Primal Sujana Sp.PD)
Klasifikasi kasus dan berat penyakit
Sehingga disepakatilah panduan terbaru WHO tahun 2009.
Klasifikasi kasus yang disepakati sekarang adalah3:
1. Dengue tanpa tanda bahaya (dengue without warning signs),
2. Dengue dengan tanda bahaya (dengue with warning signs), dan
3. Dengue berat (severe Dengue)
Kriteria dengue tanpa/dengan tanda bahaya :
Dengue probable :
Patogenesis dan patofisiologi
Patogenesis DBD masih belum jelas betul. Berdasarkan berbagai data epidemiologi dianut 2 hipotesis yang sering dijadikan rujukan untuk menerangkannya. Kedua teori tersebut adalah the secondary heterotypic antibody dependent enchancement of a dengue virus infection10,11 yang lebih banyak dianut, dan gabungan efek jumlah virus, virulensi virus, dan respons imun inang12.
Virus dengue masuk kedalam tubuh inang kemudian mencapai sel target yaitu makrofag. Sebelum mencapai sel target maka respon immune non-spesifik dan spesifik tubuh akan berusaha menghalanginya. Aktivitas komplemen pada infeksi virus dengue diketahui meningkat seperti C3a dan C5a mediator-mediator ini menyebabkan terjadinya kenaikan permeabilitas kapiler13 celah
endotel melebar lagi. Akibat kejadian ini maka terjadi ekstravasasi cairan dari intravaskuler ke extravaskuler dan menyebabkan terjadinya tanda kebocoran plasma seperti hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi pleura, asites, penebalan dinding vesica fellea dan syok hipovolemik3,14.
Kenaikan permeabilitas kapiler ini berimbas pada terjadinya hemokonsentrasi, tekanan nadi menurun dan tanda syok lainnya merupakan salah satu patofisiologi yang terjadi pada DBD.
Penyebab penyakit ini sudah dikenal sejak lama yaitu virus Dengue yang termasuk famili Flaviviridae dan ada 4 serotipe yang diketahui yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-42,3. Semua serotipe virus Dengue ini ditemukan bersirkulasi di Indonesia. Infeksi virus Dengue pada manusia sudah lama ditemukan dan menyebar terutama di daerah tropik pada abad 18 dan 19 seiring dengan
pesatnya perkembangan perdagangan antar benua. Vektor penyebar virus Dengue yaitu Aedes aegypti pun ikut menyebar bersama dengan kapal niaga tersebut4. Pada saat terjadi kejadian luar biasa (KLB) beberapa vektor lain seperti Aedes albopictus, Ae.polynesisensis, Ae. scutellaris complex ikut berperan (dr.Primal Sujana Sp.PD)
Klasifikasi kasus dan berat penyakit
Sehingga disepakatilah panduan terbaru WHO tahun 2009.
Klasifikasi kasus yang disepakati sekarang adalah3:
1. Dengue tanpa tanda bahaya (dengue without warning signs),
2. Dengue dengan tanda bahaya (dengue with warning signs), dan
3. Dengue berat (severe Dengue)
Kriteria dengue tanpa/dengan tanda bahaya :
Dengue probable :
- Bertempat tinggal di /bepergian ke daerah endemik dengue
- Demam disertai 2 dari hal berikut :
- Mual, muntah
- Ruam
- Sakit dan nyeri
- Uji torniket positif
- Lekopenia
- Adanya tanda bahaya, Tanda bahaya adalah :
- Nyeri perut atau kelembutannya
- Muntah berkepanjangan
- Terdapat akumulasi cairan
- Perdarahan mukosa
- Letargi, lemah
- Pembesaran hati > 2 cm
- Kenaikan hematokrit seiring dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat
- Dengue dengan konfirmasi laboratorium (penting bila bukti kebocoran plasma tidak jelas)
- Kebocoran plasma berat, yang dapat menyebabkan syok (DSS), akumulasi cairan dengan distress pernafasan.
- Perdarahan hebat, sesuai pertimbangan klinisi
- Gangguan organ berat, hepar (AST atau ALT ≥ 1000, gangguan kesadaran, gangguan jantung dan organ lain)
Patogenesis dan patofisiologi
Patogenesis DBD masih belum jelas betul. Berdasarkan berbagai data epidemiologi dianut 2 hipotesis yang sering dijadikan rujukan untuk menerangkannya. Kedua teori tersebut adalah the secondary heterotypic antibody dependent enchancement of a dengue virus infection10,11 yang lebih banyak dianut, dan gabungan efek jumlah virus, virulensi virus, dan respons imun inang12.
Virus dengue masuk kedalam tubuh inang kemudian mencapai sel target yaitu makrofag. Sebelum mencapai sel target maka respon immune non-spesifik dan spesifik tubuh akan berusaha menghalanginya. Aktivitas komplemen pada infeksi virus dengue diketahui meningkat seperti C3a dan C5a mediator-mediator ini menyebabkan terjadinya kenaikan permeabilitas kapiler13 celah
endotel melebar lagi. Akibat kejadian ini maka terjadi ekstravasasi cairan dari intravaskuler ke extravaskuler dan menyebabkan terjadinya tanda kebocoran plasma seperti hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi pleura, asites, penebalan dinding vesica fellea dan syok hipovolemik3,14.
Kenaikan permeabilitas kapiler ini berimbas pada terjadinya hemokonsentrasi, tekanan nadi menurun dan tanda syok lainnya merupakan salah satu patofisiologi yang terjadi pada DBD.
Komentar
Posting Komentar