Mengganti Spesimen Tandatangan di Bank

Kali ini saya mau bercerita tentang pengalaman saya mengganti spesimen tandatangan di salah satu Bank Pemerintah yang kebetulan ditunjuk sebagai partner keuangan di tempat saya bekerja. Pagi pagi sekali saya sudah berisap untuk berangkat ke bank dengan tujuan mengganti spesimen tandatangan bendahara saya, karena bendahara yang lama mengundurkan diri karena ingin istirahat.

Pagi-pagi saya sudah masuk ke Bank B**, biasa khasnya suasana didalam bank adalah suhu yang Adem dan suara mesin pemanggil antrean yang merdu, begitu sampai depan pintu, seorang satpam membukakan pintu untuk saya dan dengan sangat ramah dia bertanya "ada keperluan apa bu, bisa saya bantu?" "saya dari UPT XX pak mau ganti spesimen tanda tangan" "oh iya, sebentar ibu" sambil pak satpam mengambilkan nomer antrean ke Customer Service untuk saya "silahkan duduk sambil menunggu Bu..." "Trimakasih pak" saya gak mau kalah ramah dengan pak satpam 😄 Sembari saya menunggu bendahara tempat saya kerja yang masih di perjalanan, mungkin dia mengendarai kendaraanya tidak kebut, karena saya maklum kebetulan beliau ini sedang berbadan dua jadi mesti pelan jalannya, apalagi jalan menuju rumah bendahara saya ini lumayan banyak yang berlubang dan geragal.

Penggantian Spesiemn tandatangan kali ini dikarenakan ada pergantian staf ditempat saya bekerja, staf yang lama ingin mengundurkan diri karena merasa sudah lama menjadi bendahara dan sudah lelah, maklum ditempat saya bekerja notabene seluruh karyawan rata rata adalah orang kesehatan yang tentu saja basicnya pendidikan kesehatan, dan pastinya ketika SMA mengambil jurusannya adalah jurusan IPA bukan IPS, dimana biasanya bendahara adalah orang orang dengan latar belakang pendidikan IPS, ekonomi, Akuntansi dan lain lain yang berbau keuangan. Sehingga bagi kami yang basic pendidikannya exact ini harus belajar lagi untuk menjadi seorang bendahara, yang pasti belajar tentang tata cara perhitungan keuangan yaa.... Tapi tidak mengapa, karena justru hal ini tentu akan semakin menambah wawasan kita tentang keuangan.

Sehingga dengan bergantinya bendahara yang baru maka dibutuhkan verifikasi terkait keuangan termasuk didalamnya penggantian spesimen tandatangan, dari bendahara yang lama ke bendahara yang baru. Penggantian kali ini sebenernya saya mendapatkan pengalaman yang kurang menyenangkan dengan CS nya, karena kurang ramah dan kurang memahami dengan maksud dan tujuan kami ke Bank tersebut, by the way skip ajalah ya ceritanya tentang mbak CS bank nya.

Tiap Bank punya aturan yang berbeda dalam penggantian spesimen, kenapa saya bilang begitu? karena hari ini saya melakukan penggantian spesimen tandatangan di dua bank yang berbeda, yang dua duanya adalah milik pemerintah. Di bank yang pertama selain membawa syarat uatama yang diperlukan (KTP, NPWP, SK kepala Daerah, Surat pengantar dari kepala Dinas, Cap Instansi) disini juga diminta nomer rekening instansi, KTP bendahara yang lama, serta mengisi form pergantian spesimen. Sementara di Bank Yang satunya selain syarat utama yang sama, disini hanya diminta untuk mengisi form pergantian spesiemen, Foto kepala dan bendahara, dan mengisi satu lembar form yang saya lupa namanya.

Jadi intinya setiap bank mempunyai aturan yang berbeda beda, ikuti saja, dan yang pasti catat apa saja yang dilakukan dan dengan siapa kita dilayani, karena jika ada hal hal yang kurang kita bisa melakukan koordinasi kembali dengan CS bank tersebut. Semoga bisa membantu buat kamu yang lagi cari cari refferensi cara ganti spesimen tandatangan yaa... 🙏🙏

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sambutan Pembukaan Akreditasi Kepala Puskesmas

Gambar
 Halo blogger Saya mau cerita sedikit ya tentang pengalaman saya dalam sambutan kepala Puskesmas ketika acara pembukaan (opening ceremonial) akreditasi Puskesmas, tentunya saat sambutan kepala Puskesmas. Awalnya saya bingung juga apa yang mau disampaikan saat sambutan kepala Puskesmas, alhamdulillahnya sekarang zaman sudah semakin canggih ya jadi saya juga telusur sebelum di Telusur oleh surveyor 😄, dalam artian saya searching-searching di internet, apa sih yang harus disampaikan oleh Kepala Puskesmas ketika sambutan di acara pembukaan, terus ketemu deh beberapa hal ini; Ada hal-hal yang harus disampaikan oleh Kepala Puskesmas terkait akreditasi puskesmasnya, hal-hal itu antara lain adalah pernyataan secara lisan bahwa: 1. Puskesmas itu siap untuk dilakukan penilaian survei akreditasi, 2. Puskesmas itu juga menyadari dalam tiga hari ke depan nasib mereka terkait mutu Puskesmas itu ada di tangan surveyor 3. Kepala Puskesmas dalam sambutannya juga harusnya menyampaikan harapannya se...
Baca selengkapnya

Dokter Layanan Primer (DLP)

Gambar
Menulis artikel ini rasanya maju mundur (mirip judul lagu ya... maju mundur). Ya, maju mundur karena rasanya ingin banget mengemukakan pendapat saya tentang DLP, tapi kadang masih merasa menjadi minoritas yang pasti masih sangat sangat banyak yang tidak menyetujui program bagus dari pemerintah ini. Banyak teman teman dokter yang menolak program ini, baik secara diam diam atau terang terangan secara langsung... Bagi komunitas non DLP penolakan ini sudah dilakukan secara masiv, tapi bagi yang pro DLP masih memberikan pemahaman sebenarnya tentang DLP secara "underground",  tapi ada juga yang malu malu kucing menerima DLP, masih ngintip ngintip dulu.... apa sih yang bisa menjadi keuntungan buat mereka jika ikut DLP?, nah mereka mereka yang masih intip intip ini yang masih malu malu kucing, cenderung aportunis, kalau menguntungkan mereka masuk ke grup DLP, kalau tidak ada keuntungannya buat mereka maka mereka akan masuk ke grup Kontra DLP. Para dokter pro DLP ini masih pel...
Baca selengkapnya

Efek Buruk akibat Kekerasan Pada Perempuan dan Anak

Gambar
Pada hari ini saya mengukuti pelatihan Manajemen dan penatalaksanaan Kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang hal ini adalah sebuah isu global yang serius. Latar belakangnya melibatkan berbagai faktor sosial, budaya, dan ekonomi. Pada tingkat individu, beberapa penyebab kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat meliputi masalah kejiwaan, ketidakadilan gender, ketidakseimbangan kekuasaan dalam hubungan, dan kurangnya pengaturan emosi yang sehat. Pada tingkat sosial dan budaya, beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kekerasan ini adalah stereotip gender, norma sosial yang mendukung dominasi dan pengendalian, diskriminasi, dan kurangnya kesadaran akan hak-hak perempuan dan anak. Selain itu, aspek ekonomi juga dapat berperan. Ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya ekonomi dapat membuat perempuan dan anak rentan terhadap kekerasan. Ketidakstabilan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan dalam sistem yang mempengaruhi perempuan dan anak juga dapat menjadi faktor yang memperburuk...
Baca selengkapnya